Koleksi Ketiga, Keempat dan seterusnya, silakan PLAY file-file video yang tersimpan dalam VCD-MEDIA PELATIHAN BORDIR LPK Intan Sruweng. Untuk memilih gambar bordir yang tercetak di kertas, silakan buka-buka BUKU PELATIHAN BORDIR LPK Intan Sruweng, dan pilih yang disuka. Terimakasih.
Membordir
merupakan seni kerajinan tangan, yaitu membuat gambar dengan benang diatas kain
menggunakan mesin jahit biasa atau mesin jahit multi-fungsi.
Kain yang
akan dibordir dibentangkan pada alat yang disebut pemidangan, lalu
digerak-gerakan mengikuti gambar yang sedang dibordir dengan gerakan yang harus
se-irama dengan putaran mesin jahit.
Gerakan yang
se-irama dengan putaran mesin jahit adalah suatu gerakan dimana ketika jarum
mesin sedang naik keatas, pemidangan bebas bergerak dan ketika jarum sudah turun
menembus kain, gerakan pemidangan harus berhenti. Tunggu sesaat sampai jarum
mesin sudah naik keatas lagi barulah gerakan pemidangan dilanjutkan, kemudian
berhenti lagi manakala jarum mesin jahit sudah turun menembus kain lagi.
Demikian seterusnya, dilakukan berulang kali sampai gerakan pemidangan yang
dikendalikan oleh juru bordir bisa se-irama dengan gerakan jarum pada putaran
mesin jahit.
Pada awal
latihan membordir biasanya masih kaku dan sering terjadi kekeliruan karena
antara juru bordir dengan putaran mesin jahit belum kompak dan belum se-irama. Tetapi
nanti setelah kenal dan bisa kompak se-irama dengan gerakan mesin jahit,
pekerjaan membordir sungguh meng-asyikkan, dapat untuk mengisi waktu luang
sambil berkarya membuat bordiran yang berkualitas. Sekarang sudah banyak mesin
bordir digital yang bisa membordir otomatis, namun jangan pesimis dan tetap
berlatih untuk bordir manual.
Mengapa? Kinerja
mesin bordir digital dikendali penuh oleh system komputer, fungsinya serupa
dengan kinerja printer, bedanya pada mesin bordir digital gambar tersebut dicetak diatas kain menggunakan rajutan benang
bordir. Perbedaan lainnya adalah, pada printer hanya berbekal 4 warna dasar yaitu merah, biru, kuning dan hitam dapat campur otomatis dan dihasilkan aneka warna
baru. Sedangkan pada mesin bordir
digital, warna benang yang terpasang tidak bisa membentuk warna baru, karena
benang-benang itu tetap bertahan pada warna aslinya. Perbedaan yang paling
vital adalah tinta pada printer lebih halus sehingga bisa menghapus alur
gerakan pada proses pencetakan menjadi rata. Sedangkan benang pada alat bordir
digital adalah kasar, arah gerakan jarum pada proses pencetakan tetap terlihat
sebagai alur benang yang merupakan arsiran dari gambar yang dibordir.
Sebagai ilustrasi, ada gambar wanita berambut panjang terurai jatuh kebawah. Bila gambar tersebut dicetak keatas kertas menggunakan printer, hasilnya bisa bagus seperti rambut yang jatuh kebawah, meskipun aslinya gambar tadi diarsir mendatar searah gerakan head printer yang mencetaknya.
Hal ini disebabkan karena kehalusan tinta printer, sehingga bisa tampak rata seolah diarsir sesuai arah jatuhnya rambut, meskipun aslinya arah gerakan head printer yang mencetaknya adalah arah arsiran mendatar. Beda dengan kinerja mesin jahit digital berkomputer, kalau arah gerakan jarum membuat arsiran horisontal, maka arah arsiran benang tetap horisontal, karena benangnya jauh lebih kasar dibanding tinta printer. Bila dilihat dari kejauhan, hasil bordiran memang bagus, tapi kalau dilihat dari dekat, rambut jatuh kebawah dengan arsiran mendatar tampak seperti rambut kusut...
Apa
hubungannya dengan bordir manual? Bordir
manual mampu mengatur alur benang sebagai arsiran gambar yang lebih sejiwa
dengan gambar yang dibordir, sehingga hasil bordiran bisa tampak lebih hidup
seperti obyek aslinya. Seandainya gambar wanita tadi dibordir secara manual, tentu arah arsiran rambut bisa sejiwa dan pas dengan arah jatuhnya rambut yang sebenarnya, dan hasil bordiran tampak lebih hidup meski dilihat dari jarak dekat. Inilah keunggulan
bordir manual yang tidak bisa ditiru oleh mesin bordir digital. Mesin bordir
digital adalah benda mati yang tidak bisa menjiwai gambar yang dibordir sehingga arah
arsirannya tidak sejiwa dengan gambar yang dibordir dan akibatnya bordiran yang dihasilkan tampak lebih
datar terkesan tidak hidup seperti aslinya.
Semoga keterangan diatas bisa menjadi motivasi yang memberi semangat bagi yang sedang latihan bordir manual, mekipun sudah banyak mesin jahit berkomputer yang mampu membordir otomatis, lebih cepat dan rapi, namun ketrampilan bordir manual tetap dibutuhkan.
Membordir manual pada dasarnya adalah ketrampilan menggerak-gerakan pemidangan yang berisi kain sehingga bisa menghasilkan gambar rajutan benang diatas kain tersebut. Gerakan
pemidangan ketika membordir sangat sederhana, hanya ada 2 gerakan dasar, yaitu:
Gerakan bebas lazim disebut tusuk
saji, digunakan untuk membordir kerangka gambar, pemidangan dapat digerakkan
sebebas-bebasnya sesuai gambar yang sedang dibordir. Untuk melihat kinerja tusuk sudi silakan di-PLAY video berikut:
Gerakan loncat lazim disebut tusuk
loncat, digunakan untuk memberi arsiran pada gambar bordiran, pemidangan harus
digerakkan sejiwa dengan arsiran gambar yang sedang dibordir. Untuk melihat kinerja tusuk loncat, silakan di PLAY video berikut:
Bila jarak loncatan jarum mesin relatif pendek masih kurang dari 2 (dua) milimeter, maka disebut TUSUK LONCAT PENDEK, dan silakan di PLAY untuk melihatnya..
Bila jarak loncatan jarum mesin relatif panjang tepatnya lebih dari 2 (dua) milimeter, maka disebut TUSUK LONCAT PANJANG, dan silakan di PLAY untuk melihatnya..
Cara membordir manual yang lebih lengkap dan detail dapat dilihat pada BUKU dan VCD MEDIA PELATIHAN BORDIR yang bisa dipesan melalui HP 087 737 621 625 Terimakasih.
Selama periode Januari sampai dengan Juni 2012, LPK Intan Sruweng telah melaksanakan kegiatan pelatihan menjahit yang diikuti oleh 177 (seratus tujuh puluh tujuh) peserta dengan rincian sebagai berikut:
Untuk melihat video dokumentasi kegiatan pelatihan menjahit beserta data para pesertanya, silakan KLIK pada butir yang dikehendaki. Terimakasih atas kepercayaan masyarakat kepada LPK Intan Sruweng, yang beralamat di Jalan Raya Sruweng No.70 Kebumen Jawa Tengah.
Mesin jahit biasa dan mesin jahit multi fungsi dapat digunakan untuk membordir, tetapi sebelumnya harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sepatu mesin jahit harus dilepas
Tujuannya adalah supaya tidak mengganggu gerakan kain yang sedang dibordir dan juga tidak mengganggu pandangan mata sehingga orang yang sedang membordir dapat memperhitungkan dimana posisi jarum akan jatuh menembus kain yang sedang dibordir. Cara melepaskannya putar ke kiri sekerup pemegang sepatu mesin sampai terlepas, lalu lepas juga sepatunya. Sekerup dan sepatu disimpan dengan baik supaya tidak hilang tercecer.
2. Pengatur jarak jahitan diatur pada posisi nol, tidak maju
dan tidak mundur
Tujuannya
adalah supaya jalan putaran mesin jahit lebih ringan karena tidak ada beban
untuk memajukan dan memundurkan kain, dan posisi mekanik mesin pada posisi
netral tanpa beban alat penggerak kain.
Setiap mesin jahit memiliki tombol pengatur jarak
jahitan, hanya saja letaknya yang dapat berbeda tergantung merk dan tipe mesin
jahit yang digunakan. Setelah diatur pada posisi nol, selanjutnya dikunci
dengan mengencangkan sekrup penguncinya.
3. Gigi penggerak kain harus diturunkan
Tujuannya
adalah supaya gerakan kain yang sedang dibordir tidak terganggu oleh
sundulan-sundulan gigi penggerak dari bawah kain tersebut.
Pada
mesin jahit yang dilengkapai tombol pengatur naik-turun gigi penggerak kain, maka tombol tersebut dapat diatur pada posisi paling turun
dibawah.
Pada
mesin jahit yang tidak ada tombol pengatur naik turunnya gigi penggerak kain
maka perlu diatur mekaniknya menggunakan obeng dan kunci pas atau tang, agar
gerakan gigi penggerak kain tersebut berada pada posisi diturunkan kebawah.
Atau
dengan cara lain, pada mesin
jahit yang tidak memiliki tombol pengatur naik turun gigi penggerak kain,
ketika digunakan untuk membordir, bisa dipasang
alat yang dinamakan PLAT BORDIR.
d.4. Mengatur ketegangan benang.
Pengatur
ketegangan benang atas, harus diputar agar ketegangannya lebih kendor sehingga
benang bisa berjalan lebih ringan. Tetapi
harus sambil diperhatikan,supaya hasil bordiran bisa baik, rata dan pas. Bila ketegangan benang terlalu
tinggi, benang akan berjalan lebih berat dan akibatnya kain hasil bordiran
berkerut-kerut tidak rata. Sebaliknya bila ketegangan benang terlalu kendur,
hasil bordirannya menjadi tidak kenceng, tidak rapi
dan mudah rusak lepas
benangnya.
Bila
hasil bordiran sudah cukup kenceng dan kain juga
sudah tidak berkerut, tetapi benang bawah naik sampai muncul diatas permukaan kain yang sedang dibordir, maka cara mengatasinya adalah menaikkan ketegangan
benang yang ada di bawah.
Ambil sekoci yang berisi spul benang bawah, dan
periksalah putaran spul bila benang ditarik. Ketika dipakai untuk menjahit,
kedudukan lilitan benang akan berputar berlawanan arah jarum-jam bila benang
ditarik, dan tarikan terasa lebih ringan.
Ketika untuk membordir, kedudukan lilitan benang harus
dibalik dan akan berputar searah jarum-jam bila benang ditarik, dan tarikan terasa
lebih berat.
Bila kedudukan spul sudah terpasang benar pada sekoci
mesin tetapi benang bawah masih tetap naik keatas kain yang sedang dibordir,
maka jalan keluarnya adalah mengencangkan alur benang bawah dengan cara memutar mur (sekrup) pada skoci menggunakan obeng kecil,
diatur sampai pada kondisi yang paling baik dan pas.
e.5. Mengatur Jarum dan Benang.
Ukuran
jarum mesin yang dipakai untuk membordir adalah jarum ukuran kecil, yaitu antara 9atau 11, supaya lebih
serasi dengan
kehalusan benang bordir yangdigunakan. Ketika membordir benang yang digunakan adalah jenis benang bordir yang
warna-warni, dan ukurannya lebih halus dibanding benang yang digunakan untuk
menjahit.
1. Menentukan garis dada, garis pinggang dan
garis pinggul.
Tentukan titik A lalu buatlah garis vertikal dan horisontal yang saling berpotongan di titik A tersebut.
Dibawah A
tentukan titik B dimana AB = panjang punggung.
Buatlah garis
horisontal yang melalui titik B dan garis
itu disebut garis dada.
Dibawah B
tentukan titik C dimana AC = panjang pinggang.
Buatlah garis
horisontal yang melalui titik C dan garis
itu disebut garis pinggang.
Dibawah C
tentukan titik D dimana AD = panjang pinggul.
Buatlah garis
horisontal yang melalui titik D dan garis
itu disebut garis pinggul.
Dibawah D tentukan titik lalu buatlah garis
horisontal yang merupakan batas bawah panjang kemeja pria.
2. Kemeja pria dipakai masuk celana bawahan
(model jahitan samping lurus).
Khusus untuk model
jahitan samping lurus, yaitu kemeja pria yang semestinya ketika dipakai selalu masuk
celana yang sedang dipakai, seperti kemeja seragam sekolah, kemeja untuk kerja
baik di kantor maupun sales yang perlu berpakaian rapi, dan sebagainya.
Diedit dengan sisipan informasi penting tahun 2016.
Sebelah kanan A
ada titik E dimana AE = setengah dari lebar leher, atau bila yang diukur lingkar
leher, maka
AE = seperenam
dari lingkar leher.
Diatas B
tentukan titik F, dimana BF = kontrol kemiringan bahu.
Sebelah kanan F
tentukan titik G.
FG = setengah dari
lebar punggung.
Sebelah kanan B
ada titik H.
BH = seperempat
lingkar dada ditambah 1 cm, karena pola depan lebih lebar dibanding pola
belakang
Hubungkan E dan G
dengan garis lurus, EG = lebar bahu.
Buat kerung lengan
dari titik G, mula-mula garis lurus yang siku-siku tegak lurus dengan EG,
setelah mendekati H dibuat garis lengkung.
Buat kerung leher depan dimulai dari titik E, mula-mula garis
lurus yang tegak lurus EG, setelah 2 cm membentuk lengkung lingkaran dengan
jari-jari setengah dari lebar leher, atau dapat juga jari-jarinya = seperenam
dari lingkar leher.
Dari titik H tarik
garis lurus ke bawah sampai K yaitu batas bawah panjang kemeja yang akan
dibuat. Pada bagian depan, ujung kerung leher ke bawah dilebarkan 1 cm, untuk
tumpukan kain tempat pasang kancing baju. Dari kiri maju 1 cm dan dari kanan
juga maju 1 cm, maka lebar tumpukan untuk pasang kancing baju menjadi 2 cm.
Supaya pundak tampak lebih
bidang maka jahitan antara pola depan dan pola belakang di posisi pundak
diturunkan 3 cm ke arah depan, jadi garis lipatan lengan nantinya tidak ketemu
dengan jahitan pundak, tetapi posisi garis lipatan lengan berada 3 cm di
belakang jahitan pundak. Karena itu, dibawah
EG, dibuat garis sejajar EG dan berjarak 3 cm dari EG.
Jadi, jahitan pada
bahu maju ke pola depan 3 cm dari pola aslinya, dan gambaran pola depan kemeja
pria tapak seperti gambar diatas.
Kemeja pria model
jahitan samping lurus, tidak membutuhkan ukuran lingkar pinggang dan lingkar
pinggul, karena semua dianggap sama dengan lingkar dadanya.
2.b. Menggambar pola dasar bagian belakang.
Supaya jelas dan mudah dipahami, berikut adalah perbedaan pokok antara
gambar pola depan dan gambar pola belakang pada pola dasar kemeja pria model
lurus samping,
Pada posisi garis
dada,
pola depan =
seperempat lingkar dada ditambah 1cm, sedangkan pola belakang = seperempat
lingkar dada dikurangi 1cm.
Jadi pada garis dada,
pola belakang lebih kecil 2 cm dibanding pola depan.
Buat garis vertikal
yang berjarak 2 cm pada garis samping.
Pada posisi kerung
leher belakang, lengkungannya jauh lebih datar dibanding kerung leher depan,
hanya 1,5 cm dibawah titik A.
Posisi tengah
belakang tidak ada tumpukan untuk pasang kancing, karena itu tidak perlu
ditambah 1 cm seperti pada pola depan. Pola belakang dibuat pas pada posisi garis
vertikal yang melalui titik A.
Pada posisi
garis bahu atau pundak, gambar pola depan dikurangi 3 cm dari garis bahu yang
asli, sedang gambar pola belakang ditambah 3 cm dari garis bahu yang asli.
Jadi, pada posisi garis bahu, gambar pola belakang lebih tinggi 6 cm dibanding
gambar pola depan.
Pada posisi
kerung lengan belakang, lengkungannya lebih datar dibanding kerung lengan yang
depan, karena lebar punggung memang lebih kecil dari lebar dadanya.
Dari kelima
perbedaan yang telah diuraikan tadi, maka gambar pola belakang dapat dilihat
pada gambar diatas, yang langsung bisa dibandingkan dengan gambar pola depannya
yang digambarkan dengan garis titik-titik.
Bila kemeja pria model
lurus samping dipakai diluar celana, tampaknya kemeja tadi tidak mapan ditubuh
pemakainya, karena memang kemeja tersebut dirancang untuk dipakai didalam
celana. Supaya kalau dipakai diluar celana kemeja tadi bisa tampak lebih mapan
di tubuh pemakainya, maka gambar polanya harus memperhitungkan lingkar pinggang
dan lingkar pinggulnya, bukan hanya memperhatikan lingkar dada saja.
Jenis kemeja pria yang
dirancang untuk selalu dipakai diluar celana biasanya ditandai dengan kantong
di kiri dan kanan bawah bagian depan. Misalnya pada baju kemeja batik, baju
koko dan baju muslim yang selalu dipakai diluar celana atau kain sarung sebagai
baju bawahnya.
Gambar pola kemeja
pria yang dirancang khusus untuk selalu dipakai diluar celana bawahan adalah sebagai
berikut:
Pada prinsipnya
relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali
perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh
calon pemakainya, yaitu:
Posisi garis dada, pola depan = seperempat lingkar
dada ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar dada
dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang =
lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggang, pola depan = seperempat
lingkar pinggang ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar
pinggang dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang
= lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggul, pola depan = seperempat
lingkar pinggul ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar
pinggul dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis pinggul, lebar pola belakang =
lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Sementara posisi
pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping
lurus yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Kemeja pria bisa dipakai dimasukkan maupun
diluar celana bawahan
Pada prinsipnya
relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali
perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh
calon pemakainya, yaitu:
Posisi garis dada, bagian depan = seperempat lingkar
dada ditambah 1 cm, sedangkan bagian belakang = seperempat lingkar dada
dikurangi 1 cm. Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang =
lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi garis pinggang dibuat lengkungan sedikit,
antara 1cm sampai 2 cm saja. Pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang =
lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Posisi batas bawah baju, lebarnya dibuat sama dengan
lebar pada posisi garis dada. Lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Sementara posisi
pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping
lurus yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. INFORMASI LAIN
Buku dan VCD cara membuat pakaian pria yang disusun oleh Team Instruktur Kursus Menjahit LPK Intan Sruweng Kebumen berisi petunjuk praktis cara membuat kemeja dan celana panjang pria, mulai mengambil ukuran badan, menggambar pola, memotong kain, mengolah kain bagian pola, menjahit pola kain yang sudah diolah sampai akhirnya menjadi kemeja dan celana panjang pria yang siap dipakai...
MATERI ISI BUKU DAN VCD JAUH LEBIH JELAS DAN LENGKAP DIBANDING YANG TERTUANG DI BLOG INI.
Contoh Video Cara Mengambil Ukuran Badan untuk membuat kemeja
Silakan di PLAY video cara mengambil ukuran badan dari YouTube Intansruweng berikut ini:
Sambil memperhatikan video cara mengambil ukuran badan untuk membuat
kemeja pria, berikut ini adalah penjelasan dari gambar video tersebut.
Lingkar
leher, diukur mengelilingi pangkal leher dimana jari telunjuk ikut didalam
lilitan meteran, diukur pas seseuai angka pada meteran.
Panjang
punggung, diukur mulai pangkal tulang leher sampai punggung (atau garis dada
atau sedikit dibawah ketiak), diukur pas sesuai angka pada meteran.
Kontrol
kemiringan baju, diukur mulai tepi bahu ke bawah sampai pada posisi garis dada
bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran
Panjang
pinggang, diukur mulai pangkal tulang leher sampai pinggang (atau garis
pinggang, yaitu setara puser tapi di belakang), diukur pas sesuai angka pada
meteran.
Panjang
pinggul, diukur mulai pangkal tulang leher sampai pinggul (atau garis pinggul,
yaitu sedikit diatas pantat), diukur pas sesuai angka pada meteran.
Panjang
baju, diukur mulai pangkal tulang leher sampai batas bawah baju, yaitu sedikit
dibawah pantat, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Lebar
badan atau lebar punggung, diukur mulai ujung bahu kiri sampai ujung bahu
kanan, pada posisi dibawah leher meteran dinaikkan sedikit, diukur pas sesuai
angka pada meteran.
Lingkar
dada, diukur mengelilingi dada sedikit dibawah ketiak. Dari lingkar dada yang
asli ditambah antara 4 sampai 6 cm.
Lingkar
pinggang, diukur mengelilingi pinggang pada posisi melewati puser.Dari lingkar pinggang yang asli ditambah
antara 4 sampai 6 cm.
Lingkar
pinggul, diukur mengelilingi pinggul melewati bagian pinggul yang paling
besar.Dari lingkar pinggul yang asli
ditambah antara 4 sampai 6 cm.
Panjang
lengan, diukur mulai ujung bahu, sampai mana?Bila lengan panjang diukur sampai pangkal
ibujari, tetapi bila lengan pendek diukur sampai 2 cm diatas siku, diukur pas
sesuai angka pada meteran.
Lingkar
lengan, diukur mengelilingi lengan bagian yang terbesar, ditambah antara 4
sampai 6 cm.
Lingkar
pergelangan tangan, diukur mengelilingi pergelangan tangan ditambah antara 2
sampai 4 cm
Ketika masih tahap latihan, sebaiknya ukuran lingkar dada, lingkar
pinggang, lingkar pinggul dan lingkar lengan ditambah 6 cm dari ukuran aslinya,
sedangkan lingkar pergelangan tangan ditambah 4 cm. Tujuannya adalah supaya ada
kelonggaran, bila terjadi kesalahan dalam tahap latihan maka bahan masih bisa
kain diselamatkan, karena ada abstan kelonggaran ukuran.
Pola blazer bagian depan yang baru selesai digambar merupakan dasar untuk membuat pola blazer bagian belakang. Pedoman yang harus diperhitungkan adalah dasar-dasar hitungan yang berikut:
Pada posisi lebar bahu, pola depan ada tambahan 3 cm untuk membuat kupnat, sedangkan pola belakang tidak ada kupnat di bagian atas.Kalau begitu, lebar bahu di pola blazer belakang sudah menunjukkan lebar bahu yang sebenarnya, dan lebarnya = lebar bahu pola depan dikurangi 3 cm.
Pada posisi di garis dada, lebar pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis dada ada selisih 2 cm. Kalau begitu, lebar dada pola blazer belakang = lebar dada pola depan dikurangi 2 cm.
Pada posisi di garis pinggang, lebar pola depan = seperempat lingkar pinggang ditambah 1 cm ditambah kupnat 3 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar pinggang dikurangi 1 cm ditambah kupnat 2 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis pinggang selisih berapa cm? (depan = +1+3 = 4, dan belakang = -1+2 = 1), jadi lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 3 cm.
Pada posisi di garis pinggul, lebar pola depan = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar pinggul dikurangi 1 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis pinggul ada selisih 2 cm. Jadi, lebar pinggul pola belakang = lebar pinggul pola depan dikurangi 2 cm.
Gambar pola blazer tampak sebagai berikut:
Catatan:
Menanggapi komentar bunda Sita yang memerlukan pola tangan atau lengan blazer, sementara pola lengan blazer belum diunggah ke blog ini, bagi yang memerlukan silakan KLIK DISINI cara membuat pola lengan jas pria..