Selamat Datang di Pusat Pelayanan Pesanan Buku plus Video CD Tutorial Menjahit LPK Intan Sruweng...

Senin, 19 November 2012

MUSCAB HILLSI KEBUMEN 2012

Sehubungan masa kepengurusan DPC Hillsi Kabupaten Kebumen periode 2008-2012 telah berakhir, maka Hillsi Kebumen telah menyelenggarakan Musayawarah Cabang (MUSCAB) pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2012 bertempat di Aula BLK Kebumen.
Muscab tersebut dihadiri oleh Kepala Disnakertransos Kabupaten Kebumen, Kepala BLK Kebumen, para Staf di lingkungan Disnakertransos dan para undangan lainnya serta dihadiri oleh seluruh anggota DPC Hillsi Kabupaten Kebumen.
Muscab Hillsi Kebumen 2012 telah berhasil memilih kepengurusan DPC Hillsi yang baru periode 2012-2016.


Berikut ini adalah video MUSCAB HILLSI KEBUMEN 2012 yang juga dapat disaksikan melalui kanal YouTube intansruweng, silakan di-PLAY.

Dan untuk melengkapinya silakan disimak FOTO-FOTO DOKUMENTASI penyelenggaraan Musyawarah Cabang DPC-Hillsi Kebumen 2012 berikut ini.









Kepada Pengurus Baru DPC-HILLSI KABUPATEN KEBUMEN
diucapkan SELAMAT...
Semoga dapat membawa Visi dan Misi Hillsi,
berpegang teguh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hillsi,
serta berpedoman kepada Program Kerja Hillsi yang telah ditentukan.

Kebumen, 14 Nopember 2012.
PANITIA PENYELENGGARA MUSYAWARAH CABANG
DPC-HILLSI KABUPATEN KEBUMEN 2012
Alamat: d/a. LPK INTAN SRUWENG
Jalan Raya Sruweng 70 - Kebumen.
HP. 087 737 621 625





Senin, 22 Oktober 2012

KOLEKSI GAMBAR BORDIR

Koleksi Pertama, silakan PLAY video berikut:


Koleksi Kedua, silakan PLAY video berikut:


Koleksi Ketiga, Keempat dan seterusnya, silakan PLAY file-file video yang tersimpan dalam VCD-MEDIA PELATIHAN BORDIR LPK Intan Sruweng. Untuk memilih gambar bordir yang tercetak di kertas, silakan buka-buka BUKU PELATIHAN BORDIR LPK Intan Sruweng, dan pilih yang disuka. Terimakasih.

CARA MEMBORDIR MANUAL

Membordir merupakan seni kerajinan tangan, yaitu membuat gambar dengan benang diatas kain menggunakan mesin jahit biasa atau mesin jahit multi-fungsi.
Kain yang akan dibordir dibentangkan pada alat yang disebut pemidangan, lalu digerak-gerakan mengikuti gambar yang sedang dibordir dengan gerakan yang harus se-irama dengan putaran mesin jahit.
Gerakan yang se-irama dengan putaran mesin jahit adalah suatu gerakan dimana ketika jarum mesin sedang naik keatas, pemidangan bebas bergerak dan ketika jarum sudah turun menembus kain, gerakan pemidangan harus berhenti. Tunggu sesaat sampai jarum mesin sudah naik keatas lagi barulah gerakan pemidangan dilanjutkan, kemudian berhenti lagi manakala jarum mesin jahit sudah turun menembus kain lagi. Demikian seterusnya, dilakukan berulang kali sampai gerakan pemidangan yang dikendalikan oleh juru bordir bisa se-irama dengan gerakan jarum pada putaran mesin jahit.

Pada awal latihan membordir biasanya masih kaku dan sering terjadi kekeliruan karena antara juru bordir dengan putaran mesin jahit belum kompak dan belum se-irama. Tetapi nanti setelah kenal dan bisa kompak se-irama dengan gerakan mesin jahit, pekerjaan membordir sungguh meng-asyikkan, dapat untuk mengisi waktu luang sambil berkarya membuat bordiran yang berkualitas. Sekarang sudah banyak mesin bordir digital yang bisa membordir otomatis, namun jangan pesimis dan tetap berlatih untuk bordir manual.

Mengapa? Kinerja mesin bordir digital dikendali penuh oleh system komputer, fungsinya serupa dengan kinerja printer, bedanya pada mesin bordir digital gambar tersebut  dicetak diatas kain menggunakan rajutan benang bordir. Perbedaan lainnya adalah, pada printer hanya berbekal 4 warna dasar yaitu merah, biru, kuning dan hitam dapat campur otomatis dan dihasilkan aneka warna baru.  Sedangkan pada mesin bordir digital, warna benang yang terpasang tidak bisa membentuk warna baru, karena benang-benang itu tetap bertahan pada warna aslinya. Perbedaan yang paling vital adalah tinta pada printer lebih halus sehingga bisa menghapus alur gerakan pada proses pencetakan menjadi rata. Sedangkan benang pada alat bordir digital adalah kasar, arah gerakan jarum pada proses pencetakan tetap terlihat sebagai alur benang yang merupakan arsiran dari gambar yang dibordir.

Sebagai ilustrasi, ada gambar wanita berambut panjang terurai jatuh kebawah. Bila gambar tersebut dicetak keatas kertas menggunakan printer, hasilnya bisa bagus seperti rambut yang jatuh kebawah, meskipun aslinya gambar tadi diarsir mendatar searah gerakan head printer yang mencetaknya.
Hal ini disebabkan karena kehalusan tinta printer, sehingga bisa tampak rata seolah diarsir sesuai arah jatuhnya rambut, meskipun aslinya arah gerakan head printer yang mencetaknya adalah arah arsiran mendatar. Beda dengan kinerja mesin jahit digital berkomputer, kalau arah gerakan jarum membuat arsiran horisontal, maka arah arsiran benang tetap horisontal, karena benangnya jauh lebih kasar dibanding tinta printer. Bila dilihat dari kejauhan, hasil bordiran memang bagus, tapi kalau dilihat dari dekat, rambut jatuh kebawah dengan arsiran mendatar tampak seperti rambut kusut...

Apa hubungannya dengan bordir manual?  Bordir manual mampu mengatur alur benang sebagai arsiran gambar yang lebih sejiwa dengan gambar yang dibordir, sehingga hasil bordiran bisa tampak lebih hidup seperti obyek aslinya.  Seandainya gambar wanita tadi dibordir secara manual, tentu arah arsiran rambut bisa sejiwa dan pas dengan arah jatuhnya rambut yang sebenarnya, dan hasil bordiran tampak lebih hidup meski dilihat dari jarak dekat. Inilah keunggulan bordir manual yang tidak bisa ditiru oleh mesin bordir digital. Mesin bordir digital adalah benda mati yang tidak bisa menjiwai gambar yang dibordir sehingga arah arsirannya tidak sejiwa dengan gambar yang dibordir dan akibatnya bordiran yang dihasilkan tampak lebih datar terkesan tidak hidup seperti aslinya.

Semoga keterangan diatas bisa menjadi motivasi yang memberi semangat bagi yang sedang latihan bordir manual, mekipun sudah banyak mesin jahit berkomputer yang mampu membordir otomatis, lebih cepat dan rapi, namun ketrampilan bordir manual tetap dibutuhkan.

Membordir manual pada dasarnya adalah ketrampilan menggerak-gerakan pemidangan yang berisi kain sehingga bisa menghasilkan gambar rajutan benang diatas kain tersebut. Gerakan pemidangan ketika membordir sangat sederhana, hanya ada 2 gerakan dasar, yaitu:

Gerakan bebas lazim disebut tusuk saji, digunakan untuk membordir kerangka gambar, pemidangan dapat digerakkan sebebas-bebasnya sesuai gambar yang sedang dibordir. Untuk melihat kinerja tusuk sudi silakan di-PLAY video berikut:


Gerakan loncat lazim disebut tusuk loncat, digunakan untuk memberi arsiran pada gambar bordiran, pemidangan harus digerakkan sejiwa dengan arsiran gambar yang sedang dibordir. Untuk melihat kinerja tusuk loncat, silakan di PLAY video berikut:


Bila jarak loncatan jarum mesin relatif pendek masih kurang dari 2 (dua) milimeter, maka disebut TUSUK LONCAT PENDEK, dan silakan di PLAY untuk melihatnya..


Bila jarak loncatan jarum mesin relatif panjang tepatnya lebih dari 2 (dua) milimeter, maka disebut TUSUK LONCAT PANJANG, dan silakan di PLAY untuk melihatnya..


Cara membordir manual yang lebih lengkap dan detail dapat dilihat pada BUKU dan VCD MEDIA PELATIHAN BORDIR yang bisa dipesan melalui HP 087 737 621 625 Terimakasih.


Sabtu, 20 Oktober 2012

PESERTA KURSUS MENJAHIT JANUARI-JUNI 2012


Selama periode Januari sampai dengan Juni 2012, LPK Intan Sruweng telah melaksanakan kegiatan pelatihan menjahit yang diikuti oleh 177 (seratus tujuh puluh tujuh) peserta dengan rincian sebagai berikut:

1
2
3
4
5
Peserta kursus dari Masyarakat Umum
36 orang

Jumlah peserta latihan =
177 orang


Untuk melihat video dokumentasi kegiatan pelatihan menjahit beserta data para pesertanya, silakan KLIK pada butir yang dikehendaki.
Terimakasih atas kepercayaan masyarakat kepada LPK Intan Sruweng, yang beralamat di Jalan Raya Sruweng No.70 Kebumen Jawa Tengah.

Jumat, 19 Oktober 2012

MENYIAPKAN MESIN JAHIT UNTUK MEMBORDIR MANUAL


Mesin jahit biasa dan mesin jahit multi fungsi dapat digunakan untuk membordir, tetapi sebelumnya harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut: 

1. Sepatu mesin jahit harus dilepas


Tujuannya adalah supaya tidak mengganggu gerakan kain yang sedang dibordir dan juga tidak mengganggu pandangan mata sehingga orang yang sedang membordir dapat memperhitungkan dimana posisi jarum akan jatuh menembus kain yang sedang dibordir.
Cara melepaskannya putar ke kiri sekerup pemegang sepatu mesin sampai terlepas, lalu lepas juga sepatunya. Sekerup dan sepatu disimpan dengan baik supaya tidak hilang tercecer.

2. Pengatur jarak jahitan diatur pada posisi nol, tidak maju dan tidak mundur

Tujuannya adalah supaya jalan putaran mesin jahit lebih ringan karena tidak ada beban untuk memajukan dan memundurkan kain, dan posisi mekanik mesin pada posisi netral tanpa beban alat penggerak kain.
Setiap mesin jahit memiliki tombol pengatur jarak jahitan, hanya saja letaknya yang dapat berbeda tergantung merk dan tipe mesin jahit yang digunakan. Setelah diatur pada posisi nol, selanjutnya dikunci dengan mengencangkan sekrup penguncinya.

3. Gigi penggerak kain harus diturunkan
Tujuannya adalah supaya gerakan kain yang sedang dibordir tidak terganggu oleh sundulan-sundulan gigi penggerak dari bawah kain tersebut.
Pada mesin jahit yang dilengkapai tombol pengatur naik-turun gigi penggerak kain, maka tombol tersebut dapat diatur pada posisi paling turun dibawah.

Pada mesin jahit yang tidak ada tombol pengatur naik turunnya gigi penggerak kain maka perlu diatur mekaniknya menggunakan obeng dan kunci pas atau tang, agar gerakan gigi penggerak kain tersebut berada pada posisi diturunkan kebawah.
Atau dengan cara lain, pada mesin jahit yang tidak memiliki tombol pengatur naik turun gigi penggerak kain, ketika digunakan untuk membordir, bisa dipasang alat yang dinamakan PLAT BORDIR.

d.      4. Mengatur ketegangan benang.

Pengatur ketegangan benang atas, harus diputar agar ketegangannya lebih kendor sehingga benang bisa berjalan lebih ringan.  Tetapi harus sambil diperhatikan, supaya hasil bordiran bisa baik, rata dan pas.  Bila ketegangan benang terlalu tinggi, benang akan berjalan lebih berat dan akibatnya kain hasil bordiran berkerut-kerut tidak rata. Sebaliknya bila ketegangan benang terlalu kendur, hasil bordirannya menjadi tidak kenceng, tidak rapi dan mudah rusak lepas benangnya.

Bila hasil bordiran sudah cukup kenceng dan kain juga sudah tidak berkerut, tetapi benang bawah naik sampai muncul diatas permukaan kain yang sedang dibordir, maka cara mengatasinya adalah menaikkan ketegangan benang yang ada di bawah.
Ambil sekoci yang berisi spul benang bawah, dan periksalah putaran spul bila benang ditarik. Ketika dipakai untuk menjahit, kedudukan lilitan benang akan berputar berlawanan arah jarum-jam bila benang ditarik, dan tarikan terasa lebih ringan.

Ketika untuk membordir, kedudukan lilitan benang harus dibalik dan akan berputar searah jarum-jam bila benang ditarik, dan tarikan terasa lebih berat.
Bila kedudukan spul sudah terpasang benar pada sekoci mesin tetapi benang bawah masih tetap naik keatas kain yang sedang dibordir, maka jalan keluarnya adalah mengencangkan alur benang bawah dengan cara memutar mur (sekrup) pada skoci menggunakan obeng kecil, diatur sampai pada kondisi yang paling baik dan pas.

e.       5. Mengatur Jarum dan Benang.

Ukuran jarum mesin yang dipakai untuk membordir adalah jarum ukuran kecil, yaitu antara 9 atau 11, supaya lebih serasi dengan kehalusan benang bordir yang digunakan. Ketika membordir benang yang digunakan adalah jenis benang bordir yang warna-warni, dan ukurannya lebih halus dibanding benang yang digunakan untuk menjahit.

Kamis, 11 Oktober 2012

PRAKTEK MEMBUAT GAMBAR POLA KEMEJA PRIA


1. Menentukan garis dada, garis pinggang dan garis pinggul.

Tentukan titik A lalu buatlah garis vertikal dan horisontal yang saling berpotongan di titik A tersebut.
Dibawah A tentukan titik B dimana AB = panjang punggung.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik B dan garis  itu disebut garis dada.
Dibawah B tentukan titik C dimana AC = panjang pinggang.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik C dan garis  itu disebut garis pinggang.
Dibawah C tentukan titik D dimana AD = panjang pinggul.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik D dan garis  itu disebut garis pinggul.
Dibawah D tentukan titik lalu buatlah garis horisontal yang merupakan batas bawah panjang kemeja pria.


2. Kemeja pria dipakai masuk celana bawahan (model jahitan samping lurus).
 Khusus untuk model jahitan samping lurus, yaitu kemeja pria yang semestinya ketika dipakai selalu masuk celana yang sedang dipakai, seperti kemeja seragam sekolah, kemeja untuk kerja baik di kantor maupun sales yang perlu berpakaian rapi, dan sebagainya.

Diedit dengan sisipan informasi penting tahun 2016.

2.a. Menggambar pola dasar bagian depan.

Sebelah kanan A ada titik E dimana AE = setengah dari lebar leher, atau bila yang diukur lingkar leher, maka
AE = seperenam dari lingkar leher.
Diatas B tentukan titik F, dimana BF = kontrol kemiringan bahu.
Sebelah kanan F tentukan titik G.
FG = setengah dari lebar punggung.
Sebelah kanan B ada titik H.
BH = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, karena pola depan lebih lebar dibanding pola belakang
Hubungkan E dan G dengan garis lurus, EG = lebar bahu.
Buat kerung lengan dari titik G, mula-mula garis lurus yang siku-siku tegak lurus dengan EG, setelah mendekati H dibuat garis lengkung.
Buat kerung leher  depan dimulai dari titik E, mula-mula garis lurus yang tegak lurus EG, setelah 2 cm membentuk lengkung lingkaran dengan jari-jari setengah dari lebar leher, atau dapat juga jari-jarinya = seperenam dari lingkar leher.
Dari titik H tarik garis lurus ke bawah sampai K yaitu batas bawah panjang kemeja yang akan dibuat. Pada bagian depan, ujung kerung leher ke bawah dilebarkan 1 cm, untuk tumpukan kain tempat pasang kancing baju. Dari kiri maju 1 cm dan dari kanan juga maju 1 cm, maka lebar tumpukan untuk pasang kancing baju menjadi 2 cm.
Supaya pundak tampak lebih bidang maka jahitan antara pola depan dan pola belakang di posisi pundak diturunkan 3 cm ke arah depan, jadi garis lipatan lengan nantinya tidak ketemu dengan jahitan pundak, tetapi posisi garis lipatan lengan berada 3 cm di belakang jahitan pundak.  Karena itu, dibawah EG, dibuat garis sejajar EG dan berjarak 3 cm dari EG.
Jadi, jahitan pada bahu maju ke pola depan 3 cm dari pola aslinya, dan gambaran pola depan kemeja pria tapak seperti gambar diatas.
Kemeja pria model jahitan samping lurus, tidak membutuhkan ukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul, karena semua dianggap sama dengan lingkar dadanya. 

2.b. Menggambar pola dasar bagian belakang.

Supaya jelas dan mudah dipahami, berikut adalah perbedaan pokok antara gambar pola depan dan gambar pola belakang pada pola dasar kemeja pria model lurus samping,
Pada posisi garis dada,
pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1cm.
Jadi pada garis dada, pola belakang lebih kecil 2 cm dibanding pola depan.
Buat garis vertikal yang berjarak 2 cm pada garis samping.
Pada posisi kerung leher belakang, lengkungannya jauh lebih datar dibanding kerung leher depan, hanya 1,5 cm dibawah titik A.
Posisi tengah belakang tidak ada tumpukan untuk pasang kancing, karena itu tidak perlu ditambah 1 cm seperti pada pola depan. Pola belakang dibuat pas pada posisi garis vertikal yang melalui titik A.
Pada posisi garis bahu atau pundak, gambar pola depan dikurangi 3 cm dari garis bahu yang asli, sedang gambar pola belakang ditambah 3 cm dari garis bahu yang asli. Jadi, pada posisi garis bahu, gambar pola belakang lebih tinggi 6 cm dibanding gambar pola depan.
Pada posisi kerung lengan belakang, lengkungannya lebih datar dibanding kerung lengan yang depan, karena lebar punggung memang lebih kecil dari lebar dadanya.
Dari kelima perbedaan yang telah diuraikan tadi, maka gambar pola belakang dapat dilihat pada gambar diatas, yang langsung bisa dibandingkan dengan gambar pola depannya yang digambarkan dengan garis titik-titik.
  
3. Kemeja pria dipakai diluar celana bawahan (model jahitan samping lengkung)
Bila kemeja pria model lurus samping dipakai diluar celana, tampaknya kemeja tadi tidak mapan ditubuh pemakainya, karena memang kemeja tersebut dirancang untuk dipakai didalam celana. Supaya kalau dipakai diluar celana kemeja tadi bisa tampak lebih mapan di tubuh pemakainya, maka gambar polanya harus memperhitungkan lingkar pinggang dan lingkar pinggulnya, bukan hanya memperhatikan lingkar dada saja.
Jenis kemeja pria yang dirancang untuk selalu dipakai diluar celana biasanya ditandai dengan kantong di kiri dan kanan bawah bagian depan. Misalnya pada baju kemeja batik, baju koko dan baju muslim yang selalu dipakai diluar celana atau kain sarung sebagai baju bawahnya.

Gambar pola kemeja pria yang dirancang khusus untuk selalu dipakai diluar celana bawahan adalah sebagai berikut:


Pada prinsipnya relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh calon pemakainya, yaitu:
  • Posisi garis dada, pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm.   Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
  • Posisi garis pinggang, pola depan = seperempat lingkar pinggang ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar pinggang dikurangi 1 cm.   Jadi, pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
  • Posisi garis pinggul, pola depan = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm, sedangkan pola belakang = seperempat lingkar pinggul dikurangi 1 cm.   Jadi, pada posisi garis pinggul, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
Sementara posisi pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus yang telah dijelaskan sebelumnya.

4. Kemeja pria bisa dipakai dimasukkan maupun diluar celana bawahan
Pada prinsipnya relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus, kecuali perbedaan pada jahitan samping yang dibuat melengkung mengikuti bentuk tubuh calon pemakainya, yaitu:


  • Posisi garis dada, bagian depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan bagian belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm.   Jadi, pada posisi garis dada, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
  • Posisi garis pinggang dibuat lengkungan sedikit, antara 1cm sampai 2 cm saja.  Pada posisi garis pinggang, lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
  • Posisi batas bawah baju, lebarnya dibuat sama dengan lebar pada posisi garis dada.   Lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 2 cm.
  • Sementara posisi pada bagian lain relatif sama dengan pola kemeja pria model jahitan samping lurus yang telah dijelaskan sebelumnya.

5. INFORMASI LAIN
Buku dan VCD cara membuat pakaian pria yang disusun oleh Team Instruktur Kursus Menjahit LPK Intan Sruweng Kebumen berisi petunjuk praktis cara membuat kemeja dan celana panjang pria, mulai mengambil ukuran badan, menggambar pola, memotong kain, mengolah kain bagian pola, menjahit pola kain yang sudah diolah sampai akhirnya menjadi kemeja dan celana panjang pria yang siap dipakai...

MATERI ISI BUKU DAN VCD JAUH LEBIH JELAS DAN LENGKAP DIBANDING YANG TERTUANG DI BLOG INI.

Contoh Video Cara Mengambil Ukuran Badan untuk membuat kemeja


Contoh Video Cara Membuat Pola Kemeja




TERIMAKASIH.


PRAKTEK MENGAMBIL UKURAN BADAN UNTUK MEMBUAT KEMEJA PRIA

Silakan di PLAY video cara mengambil ukuran badan dari YouTube Intansruweng berikut ini:


Sambil memperhatikan video cara mengambil ukuran badan untuk membuat kemeja pria, berikut ini adalah penjelasan dari gambar video tersebut.


  1. Lingkar leher, diukur mengelilingi pangkal leher dimana jari telunjuk ikut didalam lilitan meteran, diukur pas seseuai angka pada meteran.
  2. Panjang punggung, diukur mulai pangkal tulang leher sampai punggung (atau garis dada atau sedikit dibawah ketiak), diukur pas sesuai angka pada meteran.
  3. Kontrol kemiringan baju, diukur mulai tepi bahu ke bawah sampai pada posisi garis dada bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran
  4. Panjang pinggang, diukur mulai pangkal tulang leher sampai pinggang (atau garis pinggang, yaitu setara puser tapi di belakang), diukur pas sesuai angka pada meteran.
  5. Panjang pinggul, diukur mulai pangkal tulang leher sampai pinggul (atau garis pinggul, yaitu sedikit diatas pantat), diukur pas sesuai angka pada meteran.
  6. Panjang baju, diukur mulai pangkal tulang leher sampai batas bawah baju, yaitu sedikit dibawah pantat, diukur pas sesuai angka pada meteran.
  7. Lebar badan atau lebar punggung, diukur mulai ujung bahu kiri sampai ujung bahu kanan, pada posisi dibawah leher meteran dinaikkan sedikit, diukur pas sesuai angka pada meteran.
  8. Lingkar dada, diukur mengelilingi dada sedikit dibawah ketiak. Dari lingkar dada yang asli ditambah antara 4 sampai 6 cm.
  9. Lingkar pinggang, diukur mengelilingi pinggang pada posisi melewati puser.  Dari lingkar pinggang yang asli ditambah antara 4 sampai 6 cm.
  10. Lingkar pinggul, diukur mengelilingi pinggul melewati bagian pinggul yang paling besar.  Dari lingkar pinggul yang asli ditambah antara 4 sampai 6 cm.
  11. Panjang lengan, diukur mulai ujung bahu, sampai mana?  Bila lengan panjang diukur sampai pangkal ibujari, tetapi bila lengan pendek diukur sampai 2 cm diatas siku, diukur pas sesuai angka pada meteran. 
  12. Lingkar lengan, diukur mengelilingi lengan bagian yang terbesar, ditambah antara 4 sampai 6 cm.
  13. Lingkar pergelangan tangan, diukur mengelilingi pergelangan tangan ditambah antara 2 sampai 4 cm

Ketika masih tahap latihan, sebaiknya ukuran lingkar dada, lingkar pinggang, lingkar pinggul dan lingkar lengan ditambah 6 cm dari ukuran aslinya, sedangkan lingkar pergelangan tangan ditambah 4 cm. Tujuannya adalah supaya ada kelonggaran, bila terjadi kesalahan dalam tahap latihan maka bahan masih bisa kain diselamatkan, karena ada abstan kelonggaran ukuran.


Terimakasih.

Senin, 01 Oktober 2012

C.2. MEMBUAT POLA BLAZER BAGIAN BELAKANG

Silakan di KLIK video cara membuat pola blazer yang berikut ini:

Silakan KLIK DISINI CARA MEMBUAT POLA BLAZER BAGIAN DEPAN yang lebih detail

Pola blazer bagian depan yang baru selesai digambar merupakan dasar untuk membuat pola blazer bagian belakang. Pedoman yang harus diperhitungkan adalah dasar-dasar hitungan yang berikut:
  1. Pada posisi lebar bahu, pola depan ada tambahan 3 cm untuk membuat kupnat, sedangkan pola belakang tidak ada kupnat di bagian atas.Kalau begitu, lebar bahu di pola blazer belakang sudah menunjukkan lebar bahu yang sebenarnya, dan lebarnya = lebar bahu pola depan dikurangi 3 cm. 
  2. Pada posisi di garis dada, lebar pola depan = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar dada dikurangi 1 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis dada ada selisih 2 cm. Kalau begitu, lebar dada pola blazer belakang = lebar dada pola depan dikurangi 2 cm. 
  3. Pada posisi di garis pinggang, lebar pola depan = seperempat lingkar pinggang ditambah 1 cm ditambah kupnat 3 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar pinggang dikurangi 1 cm ditambah kupnat 2 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis pinggang selisih berapa cm? (depan = +1+3 = 4, dan belakang = -1+2 = 1), jadi lebar pola belakang = lebar pola depan dikurangi 3 cm. 
  4. Pada posisi di garis pinggul, lebar pola depan = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm, sedangkan lebar pola belakang = seperempat lingkar pinggul dikurangi 1 cm. Antara pola depan dan belakang di posisi garis pinggul ada selisih 2 cm. Jadi, lebar pinggul pola belakang = lebar pinggul pola depan dikurangi 2 cm.
Gambar pola blazer tampak sebagai berikut:

Catatan:
Menanggapi komentar bunda Sita yang memerlukan pola tangan atau lengan blazer, sementara pola lengan blazer belum diunggah ke blog ini, bagi yang memerlukan silakan KLIK DISINI cara membuat pola lengan jas pria..
Terimakasih.

Kamis, 27 September 2012

C.1.MEMBUAT POLA BLAZER BAGIAN DEPAN

Berdasarkan ukuran badan yang telah diambil pada butir (B) diatas, selanjutnya digambar pola dasar blazer. Yang harus disediakan adalah kertas lebar, pensil, penghapus, mistar penjahit, meteran dll.

1. Pola dasar blazer bagian depan

Tentukan titik A lalu buatlah garis vertikal dan horisontal yang saling berpotongan di titik A tersebut.
Dibawah A tentukan titik B dimana
AB = panjang punggung.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik B dan garis itu disebut garis dada.
Dibawah B tentukan titik C dimana 
AC = panjang pinggang.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik C dan garis itu disebut garis pinggang.
Dibawah C tentukan titik D dimana 
AD = panjang pinggul.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik D dan garis itu disebut garis pinggul.
Dibawah D tentukan titik E dimana 
AE = panjang blazer.
Buatlah garis horisontal yang melalui titik E dan garis itu disebut garis batas bawah.


Sebelah kanan A ada titik E dimana 
AE = setengah lebar leher.
Diatas B tentukan titik F, dimana 
BF = kontrol kemiringan bahu.
Sebelah kanan F tentukan titik G.
FG = setengah lebar punggung ditambah 3 cm. Kenapa harus ditambah 3 cm? 
Jawaban akan dijelaskan di bagian akhir butir ini. 
Sebelah kanan B ada titik H, coba dihitung, 
BH-nya ada berapa?
BH = seperempat lingkar dada ditambah 1 cm.
Sebelah kanan C ada titik I.
CI = seperempat lingkar pinggang ditambah 1 cm ditambah lagi untuk kupnat 3 cm, jadi berapa? 
CI = seperempat lingkar pinggang ditambah 4 cm.
Sebelah kanan D ada titik J, dimana 
DJ = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm.
Dari titik J lurus kebawah ada titik K, kalau begitu 
EK = DJ = seperempat lingkar pinggul ditambah 1 cm juga.


Hubungkan E dengan G menggunakan garis lurus.
EG adalah posisi pundak yang kemiringannya telah dikontrol menggunakan tinggi BF.
EG lebih panjang 3 cm dari lebar pundak yang sebenarnya, tetapi nanti akan pas setelah dibuat kupnat atas, selebar 3 cm.
Kupnat diatas dada membuat dada tampak bidang tanpa kerutan.
Hubungkan G dengan H mula-mula garis lurus, setelah mendekati H dibentuk garis lengkung. Kunci kemapanannya adalah, sudut di titik G harus siku, bukan sudut lancip dan bukan sudut tumpul, supaya nanti setelah dijahit dengan pola belakang yang sama-sama siku, hasil sambungan merupakan garis lurus.
Selanjutnya hubungkan menggunakan garis lurus titik-titik H dengan I, lalu I dengan J dan titik J dengan K. Sekarang sudah mulai tampak gambaran pola blazer yang sedang dibuat.


ET = setengah lebar leher
Buat TU tegak lurus TE dan garis TU ini merupakan tinggi krah = 7 cm.
Buat garis bantu lengkung leher (seperti membuat pola kebaya lalu), menggunakan lengkungan EM.
Hubungkan garis lurus dari G ke M sampai keluar di titik P (MP = 7 cm).
Pada garis pinggang, sebelah kiri C ada titik Q, dengan ukuran CQ = 2 cm.
CQ = tumpuk blazer depan kiri dan kanan untuk memasang kancing.
Hubungkan Q dengan P, tentukan titik Z dimana PZ = 3 cm. Buat ZW sejajar PG, dari titik W tentukan jarak 5 cm yang menyentuh garis PG di titik V.
Hubungkan U dengan V, mulanya garis lurus sejajar TE, setelah memasuki garis pundak dilanjutkan garis lengkung seperti gambar diatas. Dari titik Q tarik garis vertikal kebawah sampai garis batas bawah.


Tentukan garis bantu untuk membuat kupnat berupa garis vertikal ditengah pinggang, dimana CX = XI.
Lebar kupnat depan = 3 cm, simetris garis bantu, maksudnya 1,5 cm berada di kiri garis dan 1,5 cm di kanan garis.
Batas atas kupnat depan adalah 2 cm dibawah puncak gunung Fujiyama (ingat ukuran tinggi buah dada).
Garis bantu kupnat di bagian atas memotong garis bahu (pundak), lalu tentukan titik berjarak 3 cm di kanan titik potong tersebut. Buatlah kupnat atas selebar 3 cm pada posisi garis pundak, menyempit kebawah sampai batas garis dada.
Setelah kupnat atas dijahit, sekarang lebar bahu menjadi benar dan tepat dengan lebar bahu yang sebenarnya. Dengan kupnat atas, blazer akan lebih mapan bila dipakai, bisa trep tanpa terlihat adanya kerutan-kerutan kain, dada tampak lebih bidang namun tetap feminim menampilkan bentuk tubuh kewanitaannya.

Pola blazer depan merupakan dasar pedoman untuk membuat pola blazer belakang.

PENTING
Bila ingin menambah wawasan seputar cara membuat blazer, silakan KLIK GAMBAR di samping kanan atas naskah ini.

Ingin punya bukunya?
Plus VCD-nya, bisa untuk latihan sendiri, hanya Rp.100.000,- ditambah ongkos kirim.

Hubungi:
Lpk Intan 
087737621625.
Maturnuwun.
Terimakasih.

Rabu, 26 September 2012

MENGAMBIL UKURAN BADAN BAJU ATASAN WANITA DEWASA


1.    Fungsi ukuran badan
Pengambilan ukuran badan bertujuan agar baju yang dibuat bisa pas dan serasi dengan ukuran badan calon pemakainya. Fungsi ukuran badan sangat penting karena ketepatan ukuran dapat menjamin kemapanan pakaian yang akan dibuat. Ukuran badan yang salah/keliru menghasilkan gambar pola yang tidak tepat dengan ukuran badan pemakainya, sehingga baju yang dihasilkan tampak tidak mapan di tubuh pemakainya.
Kesalahan ukuran lazim terjadi karena juru-ukur belum bisa memperhitungkan dimana letak posisi garis dada, posisi garis pinggang dan posisi garis pinggul yang ada di tubuh orang yang sedang diukurnya. Padahal letak posisi ketiga garis tersebut sangat menentukan kemapanan pola pakaian yang akan dibuatnya.

2.    Cara mengambil ukuran badan
Bagi juru ukur yang masih kurang yakin dalam menentukan posisi garis dada, garis pinggang dan garis pinggul, perlu dibantu dengan 3 tali (kain pita) yang diikatkan di tubuh orang yang sedang diukurnya. Setelah berulang kali menggunakan tali bantu, akhirnya dapat memperkira-kan sendiri dimana letak posisi ketiga garis tersebut yang benar, dan tidak perlu lagi mengguna-kan 3 tali pembantu tersebut.
Ø  Garis dada adalah ikatan tali bantu yang melingkari dada dan melewati bawah ketiak.
Ø  Garis pinggang adalah ikatan tali bantu yang melingkari pinggang dan melewati puser.
Ø  Garis pinggul adalah ikatan tali bantu yang melingkari pinggul dan melewati bagian pinggul yang paling besar.

Untuk membuat blazer, ukuran badan yang diambil meliputi:
1

PANJANG PUNGGUNG
Diukur mulai titik pangkal leher ditarik kebawah sampai pada posisi garis dada di bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
2


PANJANG PINGGANG
Diukur mulai titik pangkal leher ditarik kebawah sampai pada posisi garis pinggang di bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
3

PANJANG PINGGUL
Diukur mulai titik pangkal leher ditarik kebawah sampai pada posisi garis piggul di bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
4

PANJANG BLAZER
Diukur mulai titik pangkal leher ditarik kebawah sampai pada posisi di bawah pantat (pantat tertutup blazer). Panjang blazer juga bisa disesuaikan dengan keinginan pemakainya, sesuai model yang dikehendakinya.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
5


LEBAR BADAN atau LEBAR PUNGGUNG
Diukur mulai titik ujung bahu kanan naik ke tengkuk turun lagi sampai pada ujung bahu kiri, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
6


LEBAR LEHER
Diukur mulai titik pangkal leher kanan sampai pangkal leher kiri, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya. Lebar leher juga dapat dihitung = sepertiga dari lingkar leher.
7

KONTROL KEMIRINGAN BAHU
Diukur mulai tepi bahu ke bawah sampai pada posisi garis dada bagian belakang, diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
8

LINGKAR DADA
Diukur keliling dada pada bagian yang terbesar (melewati buah dada), ditambah antara 6 sampai 8 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah antara 4 sampai 6 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur harus selalu menjaga norma dan etika, ketika mengukur jangan sampai menyentuh buah dadanya.
9

TINGGI BUAH DADA
Diukur mulai posisi tengah bahu sampai puncak gunung Fujiyama, diukur pas sesuai angka pada meteran. Posisi puncak gunung wanita berbeda-beda, ada yang keatas ada yang kebawah, pola baju yang dibuat harus menyesuaikan.
Juru ukur harus selalu menjaga norma dan etika, ketika mengukur jangan sampai menyentuh buah dadanya.
10

LINGKAR PINGGANG
Diukur keliling pinggang melewati posisi puser, ditambah antara 6 sampai 8 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah antara 4 sampai 6 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
11

LINGKAR PINGGUL
Diukur keliling pinggul melewati posisi pantat yang terbesar, ditambah antara 6 sampai 8 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah antara 4 sampai 6 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur berdiri di belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.
12

LINGKAR LENGAN
Diukur keliling lengan yang terbesar, ditambah 6 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah 4 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur berdiri disamping orang yang sedang diambil ukuran badannya.
13

LINGKAR SIKU
Diukur keliling siku pada posisi tangan tidak lurus (membentuk sudut siku), ditambah 6 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah 4 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur berdiri disamping orang yang sedang diambil ukuran badannya.
14

LINGKAR PERGELANGAN TANGAN
Diukur keliling pergelangan tangan, ditambah 6 cm. Tidak sama dengan ketika membuat ukuran pada blus dan kebaya yang hanya ditambah 4 cm, ukuran pada blazer harus lebih besar karena akan dipakai paling diluar.
Juru ukur berdiri disamping orang yang sedang diambil ukuran badannya.
15

PANJANG TANGAN
Diukur mulai ketiak melewati siku sampai benjolan tulang pergelangan tangan, pada posisi tangan normal, tidak lurus dan tidak membentuk siku (lihat gambar), diukur pas sesuai angka pada meteran.
Juru ukur berdiri di samping belakang orang yang sedang diambil ukuran badannya.

Demikian cara mengambil ukuran badan untuk membuat blazer, bila belum jelas peserta kursus Intan Sruweng dapat menyaksikan VIDEO CARA MENGAMBIL UKURAN BADAN tersebut pada VCD ketiga track pertama.